Cara Budidaya Kedelai Jepang
Cara Budidaya Kedelai Jepang

Cara Budidaya Kedelai Jepang

Halo pembaca setia artikel Analistekno! Kali ini kita akan membahas tentang cara budidaya kedelai Jepang. Kedelai Jepang dikenal memiliki kualitas yang sangat baik, sehingga permintaan pasar untuk kedelai Jepang sangat tinggi. Apabila Anda tertarik untuk membudidayakan kedelai Jepang, maka ikuti langkah-langkah di bawah ini.

Persiapan Lahan

Sebelum memulai budidaya kedelai Jepang, pastikan lahan yang akan digunakan sudah siap. Lahan harus ditanami dengan tanaman pelindung atau tanaman penutup tanah terlebih dahulu selama 2-4 minggu. Hal ini dilakukan agar tanah menjadi subur dan tanaman tidak mudah terserang hama dan penyakit.

Setelah itu, land preparation dilakukan dengan cara mencangkul lahan hingga kedalaman 20-25 cm dan diberikan pupuk kandang sebanyak 5 ton per hektar. Setelah itu, lahan diaduk dan diratakan menggunakan alat yang tersedia di daerah Anda.

Pemilihan Benih

Pemilihan benih yang berkualitas menjadi faktor penting untuk keberhasilan budidaya kedelai Jepang. Pilihlah benih yang sudah melewati uji mutu dan benih yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Sebaiknya, gunakan benih yang berasal dari petani di daerah sekitar Anda karena sudah teradaptasi dengan kondisi lingkungan setempat.

Teknik Penanaman

Teknik penanaman kedelai Jepang bisa dilakukan dengan cara berbaris atau spasi tanam. Jarak tanam antar baris 40-50 cm dan jarak tanam antar tanaman 10-15 cm. Setelah itu, benih ditebarkan di atas lahan dan ditutup dengan tanah. Penyiraman dilakukan dengan cara disiram atau disemprot menggunakan air bersih.

Pemberian Pupuk

Pemberian pupuk dilakukan 2 kali selama masa pertumbuhan. Pada fase vegetatif, diberikan pupuk NPK dengan dosis 100 kg per hektar. Sedangkan pada fase generatif, diberikan pupuk NPK dengan dosis 200 kg per hektar. Pupuk diberikan dengan cara disebar merata di sekitar tanaman dan dicampur dengan tanah.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Walaupun kedelai Jepang tahan terhadap berbagai jenis hama dan penyakit, tetap diperlukan pengendalian untuk menjaga kualitas dan kuantitas produksi. Pengendalian dilakukan dengan cara pengelolaan lingkungan dan penggunaan insektisida atau fungisida yang sudah terdaftar di BPOM.

Panen

Panen dilakukan setelah tanaman kedelai sudah mencapai usia 90-100 hari. Cara panen bisa dilakukan dengan cara mencabut seluruh tanaman atau dengan cara memotong bagian atas tanaman. Setelah itu, biji kedelai dijemur terlebih dahulu selama 1-2 hari agar kadar airnya turun. Biji kemudian dipisahkan dari polong menggunakan alat pemisah biji.

Kesimpulan

Budidaya kedelai Jepang memerlukan persiapan yang matang dan pengelolaan yang baik. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, diharapkan produksi kedelai Jepang yang dihasilkan berkualitas dan berkuantitas. Selamat mencoba!

Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya.